Bengkulusatunews.com-Jakarta Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat orang Kanekes atau Suku Badui saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPD dan DPR
Presiden Joko Widodo memakai baju adat
Suku Baduy atau Urang Kanekes dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama
DPR, DPD, pada Senin (16/8/2021).
Jokowi mengenakan pakaian berwarna hitam
dengan penutup kepala ciri khas pakaian adat suku Baduy berwarna biru.
"Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat suku Baduy. Saya suka
karena desainnya yang sederhana, simpel, dan nyaman dipakai," kata Jokowi
dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).
Desa Adat Baduy yang terletak di Desa
Kenekes, Kabupaten Lebak, Banten, adalah salah satu desa adat yang masih
berpegang teguh dengan adat istiadatnya. Komunitas Baduy yang menetap di sana
adalah masyarakat adat penganut Sunda Wiwitan.
Suku Baduy adalah salah satu suku asli
Banten dengan jumlah penduduk sekitar 11.000 orang. Lokasinya yang berada di
kaki pegunungan Kendeng membuat wisatawan yang ingin berkunjung harus berjalan
kaki sekitar tiga hingga empat jam jika ingin menuju ke Baduy Dalam.
Wilayah suku yang menyebut diri mereka
sebagai Urang Kanekes ini terbagi menjadi dua, Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku
Baduy Dalam adalah penduduk yang masih berpegang erat terhadap adat istiadat
mereka. Sedangkan Baduy Luar sudah berbaur dengan masyarakat sekitar
Meskipun terdapat perbedaan, Baduy Luar
dan Baduy Dalam keduanya memiliki ciri umum kehidupan yang sama, yaitu hidup
berdampingan dengan damai bersama alam sekitar. Fakta menarik Suku Baduy Selain
kekentalan adat istiadat pada Urang Kanekes,
berikut beberapa fakta menarik lain mengenai
Suku Baduy.
1. Mandi tanpa sabun Saat sedang
berkunjung ke Desa Kanekes, wisatawan tidak diperbolehkan menggunakan sabun,
sampo, dan pasta gigi saat mandi di sungai, terutama di Baduy Dalam. Aturan ini
diperlakukan untuk menjaga kejernihan air. Peralatan mandi yang mengandung
bahan kimia atau berbahan plastik dikhawatirkan dapat merusak alam
disekitarnya.
2. Larangan membawa perangkat elektronik
Beberapa barang lain yang juga dilrang untuk dibawa adalah radio, pemutar
musik, senjata api, dan pengeras suara. Dikhawatirkan perangkat teknologi yang
dibawa oleh wisatawan dapat mengalihkan perhatian warga dari aktivitas normal.
Tidak hanya itu, wisatawan juga tidak diperbolehkan untuk mengambil foto maupun
video selama berada di dalam kawasan Suku Baduy.
3. Saba Budaya Baduy Warga Baduy meminta
agar nama Wisata Baduy diganti menjadi Saba Budaya Baduy. "Kalau Saba,
berkunjung ke sini untuk silaturahim, bertemu dan interaksi dengan kami.
Sementara Jika wisata, orang Baduy jadi tontonan," ucap Kepala Desa Kanekes
Jaro Saija