Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jika Pilgub Bengkulu Head to Head, Penantang Diuntungkan

Minggu, 25 Agustus 2024 | 10:34 PM WIB Last Updated 2024-08-25T15:36:02Z

(oleh Alib Prihantoro, M.IKom, Dosen Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Politik dan Ekonomi Universitas Ratu Samban)


"Politik adalah seni kemungkinan," kata Otto von Bismarck, seorang negarawan Jerman. Pernyataan ini cukup relevan dalam konteks politik di Provinsi Bengkulu saat ini, terutama menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2024. Dengan dua pasangan calon yang sudah masif bersosialisasi di berbagai platform baik media sosial, media cetak, elektronik juga poster dan beragam baliho dan sejenisnya, sekaligus yang sudah memastikan diri mengantongi dukungan kursi perahu partai politik yang diperlukan, yakni Rohidin Mersyah-Meriani dan Helmi Hasan-Mian, panggung politik Provinsi Bengkulupun dipastikan akan semakin memanas. 


Bagaimana tidak, ini seolah ulangan pertarungan keduanya pada ruang yang sama di tahun yang berbeda yakni 2020 lalu, meski saat itu Pilgub Bengkulu diikuti 3 pasangan calon, namon paslon ketiga yakni Agusrin M. Najamudin-Imron Rosyadi justru gagal meraih lumbung suara dan justru seolah memberikan ruang panggung bagi kedua paslon lainnya. Sehingga pertarungan ini bukan sekadar soal kursi, melainkan tentang siapa yang benar-benar mampu untuk kembali merebut hati dan kepercayaan rakyat Bengkulu.


Melihat latar belakang keduanya, meski pada pasangan Rohidin-Meriani terdapat petahana yakni Rohidin Mersyah yang saat ini juga masih menjabat, namun dirinya menghadapi tantangan besar. Disatu sisi, Helmi Hasan yang pernah ditumbangkan oleh Rohidin pada Pilgub 2020 lalu, kini kembali dengan semangat baru bersama Mian, bahkan nyaris hampir dipastikan keduanya tanpa saingan paslon ketiga, andai hingga penutupan masa pendaftaran 29 Agustus nanti benar-benar tidak ada penantang ketiga yang berhasil mendaftarkan diri.


Kembalinya Helmi Hasan ke panggung politik sebagai penantang lama membawa warna tersendiri. Dengan narasi perubahan dan inovasi, Helmi-Mian berusaha merebut suara pemilih yang merasa tidak puas dengan kinerja petahana. Ketidakpuasan publik terhadap kinerja petahana bisa menjadi kartu truf bagi Helmi-Mian. 


Terlebih kini seolah menjadi memori yang berulang, bahwa penantang baru sering kali mendapatkan keuntungan dari harapan masyarakat akan perubahan. Ini adalah momentum yang bisa dimanfaatkan oleh Helmi-Mian. Mereka hanya perlu menunjukkan visi yang jelas dan berbeda selain mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok atau partai politik, untuk memenangkan hati pemilih.


Sementara itu, Rohidin-Meriani menghadapi tantangan untuk membuktikan capaian selama masa jabatan Rohidin Mersyah yang sudah dua kali terpilih. Kepuasan publik terhadap pencapaian visi dan misi Rohidin Mersyah akan menjadi penentu apakah mereka masih layak mempertahankan kursi Gubernur Bengkulu. Apabila janji politik yang diusung selama kampanye sebelumnya tidak terealisasi, maka jalan Rohidin-Meriani menuju kemenangan akan semakin terjal.


Dari sisi dukungan politik, pasangan Helmi-Mian juga tampaknya jauh lebih unggul. Mereka didukung oleh koalisi besar dengan menguasai lebih dari setengah kursi di DPRD Provinsi Bengkulu. Ini memberi mereka modal politik yang kuat untuk bertarung. Sebaliknya, Rohidin-Meriani hanya didukung Golkar yang menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Provinsi Bengkulu, serta beberapa partai lain dengan total kursi yang jauh lebih sedikit maupun parpol non-parlemen.


Strategi kampanye juga menjadi elemen penting dalam menentukan pemenang Pilgub Bengkulu 2024. Generasi muda, khususnya dari kalangan milenial dan Gen Z menjadi sasaran utama. Dalam hal ini, pasangan Helmi-Mian tampaknya lebih agresif memanfaatkan media sosial untuk menggaet pemilih muda. Di era digital ini, keberhasilan kampanye di media sosial dapat menjadi penentu kemenangan.


Pada akhirnya, politik adalah tentang menawarkan pilihan kepada rakyat. Pilkada Bengkulu 2024 menjadi ajang bagi pasangan calon untuk membuktikan siapa yang benar-benar bisa memberikan perubahan nyata. Masyarakat Bengkulu tentu berharap bahwa siapapun yang terpilih nanti mampu membawa provinsi ini kearah yang lebih baik. 


Seperti kata pepatah, "Politik bukanlah soal siapa yang benar atau salah, melainkan siapa yang lebih pandai mengemasnya." Dengan persaingan yang semakin ketat, mari kita lihat siapa yang berhasil mengemas pesan mereka dengan lebih baik. 

×
Berita Terbaru Update